Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali menyerahkan dua unit kendaraan taktis (rantis) Mobile EM Radar ke Korps Marinir untuk meningkatkan kemampuan mereka mendeteksi ancaman, termasuk benda bergerak seperti pesawat nirawak (drone).
Dinas Penerangan TNI AL dalam siaran resminya yang dikonfirmasi di Jakarta, Senin, menyebut dua unit rantis itu diterima langsung oleh Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen TNI (Mar) Endi Supardi di Markas Besar TNI AL (Mabesal), Jakarta, Senin.
Baca juga: TNI AL butuh sistem deteksi bawah air demi halau ancaman kapal selam
Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Korps Marinir TNI AL Kolonel Marinir Bambang Dilianto saat dihubungi di Jakarta, Senin, menjelaskan satu set sistem penangkal drone itu, yang termasuk di antaranya rantis Mobile EM Radar, rencananya bakal ditempatkan di Batalyon Komunikasi dan Elektronika 2 Resimen Bantuan Tempur Pasukan Marinir 2 Surabaya Korps Marinir TNI AL.
Mobile EM Radar yang resmi memperkuat Korps Marinir TNI AL itu merupakan rantis buatan dalam negeri, yang salah satu produsennya PT Putra Jaya Serasi, perusahaan swasta yang banyak bergerak di bidang teknologi penangkal drone (drone jammer).
Beberapa unit Mobile EM Radar buatan PT Putra Jaya Serasi itu juga pernah dipamerkan dalam Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri yang digelar oleh Kementerian Perindustrian pada 15–17 Maret 2023. Dalam acara itu, Presiden RI Joko Widodo juga mengecek langsung rantis berkemampuan penangkal drone tersebut. Namun tak hanya drone, Mobile EM Radar itu juga dapat mendeteksi berbagai objek bergerak dalam radius tertentu, termasuk orang, atau pun kapal jika perangkat itu ditempatkan di pesisir/area dekat laut.
Beberapa hari sebelum acara serah terima rantis Mobile EM Radar itu, Korps Marinir TNI AL telah memberikan pembekalan kepada 20 prajurit, termasuk dari Batalyon Infanteri (Yonif) 5 Marinir, untuk mengoperasikan dan merawat kendaraan taktis tersebut.
Baca juga: Cisco umumkan solusi terbaru untuk deteksi ancaman siber
Latihan itu yang digelar oleh Dinas Material Senjata dan dan Elektronika TNI AL berlangsung selama sepekan sejak 19 Juli 2024. Rangkaian pembekalan dan latihan itu berlangsung di kawasan Pantai Ancol dan Kompleks Mabesal, Jakarta.
Beberapa materi yang diberikan selama pembekalan itu mencakup teori pengenalan radar, teori kamera, teori teknologi penangkal sinyal (jammer), deteksi orang bergerak (personnel tracking), sistem komunikasi, praktik sistem kelistrikan mekanik, praktik radar, penggunaan long-range kamera, komunikasi via radio, praktik sistem pelacakan otomatis (AIS) dan pelacakan drone, dan praktik jammer gun dan omni.
Baca juga: BNPT deteksi dini potensi ancaman terorisme jelang G20 di Bali
Baca juga: Kompolnas ingatkan polisi deteksi ancaman jelang pilkada
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2024